ASSALAMUALAIKUM WR. WB '' KATA KATA BIJAK, DARI KANJENG SUNAN KALI JAA'' 1. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. 2. Urip Iku Urup Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik 3. Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar 4. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. 5. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan 6. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja. 7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi. 8. Ojo Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat. 9. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidra Mundak Cilaka Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka. 10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguno Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti PETUAH SUNAN BONANG ing pandum Terima tantangan hidup dengan antusias Menerima segala rintangan dengan ikhlas iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan Tuhan dekat, namun tidak tersentuh oleh tubuh Anda; Tuhan sudah dekat, namun di luar jangkauan pikiran Tuhan itu dekat kita, kita tidak bisa menyentuhnya dan akal kita bisa menjangkaunya lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran Baik dan buruk ada bersama, seperti kehendak Tuhan Kebaikan dan kebahagiaan bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan 4. Natas, nitis, netes Dari Tuhan kita datang, dalam Tuhan kita hidup, dan mempersatukan Tuhan kita kembali Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali. iki sejatining Guru Alam adalah Master sejati Alam adalah guru yang sejati sampurnaning urip lahir batin lan golek kusumpurnaning pati Kita semua bertanggung jawab atas kesejahteraan kita di sini dan keselamatan di akhirat Kita bertanggung jawab untuk mencari hidup di dunia dan akhirat 7. Manungsa hijau ngunduh wohing pakarti Rasa sakit dan kesenangan, keduanya adalah hasil perbuatan sendiri Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri asah, asuh jalani hidup mencintai, mendidik, dan saling peduli Hidup penuh kasih, belajar dan peduli untuk sesama 9. Kudu rukun marang tonggo teparo Hidup dalam damai dan harmonis dengan tetangga Anda Hidup bertentangga harus senantiasa rukun dan damai 10. Eling, mawas diri, waspada Hidup dengan sadar, kenali dirimu, dan tetap sadar Hidup dengan kesadaran penuh, pahami diri sendiri dan tetap waspada budhi Para makhluk tercerahkan menjalani pencerahan mereka Mereka yang keluar tercerahkan akan meninggalkan pencerahan bagi yang lain. 12. Heneng, Hening Orang yang damai di dalam, harus damai di luar Kedamaian di dalam hati akan mengantarkan pada kedamaian hidup. 13. Ora kena nglarani Jangan sakiti siapa pun Jangan melukai orang lain 14. Rela lan legawa lair trusing batin Jujur dan benar dalam semua yang kamu lakukan Ikhlas lahir batin 15. Urip kang utama, mateni kang sempurna Jalani hidup dengan berbuat baik, dan kamu akan menemukan kepuasan dalam kematian Selama kita hidup, kita akan menemukan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya 16. Kawula hijau saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo Penuhi tugas dan tanggung jawab Anda serahkan sisanya kepada Allah Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan. 17. Tansah ajeg mesu budi lan raga nganggo cara ngurangi mangan lan turu Kontrol indera, kebiasaan tidur dan makan, ini adalah kunci hidup sehat dan damai Kurangi makan dan tidur yang berlebihan agar kesehatan kita senantiasa terjaga 18. Adigang, adigung, adiguno Jangan sombong karena kekuatan fisik, status sosial, latar belakang akademis, dan sejenisnya Jaga kelakuan, jangan somobong dengan kekuatan, kedudukan, atau hiasanbelakangmu. 19. Ambeg utomo, andhap asor Jadilah yang pertama dalam belajar, tetapi tidak pernah pamer Selalu menjadi yang utama tetapi selalu rendah hati. 20. Aja mbedakake marang sapadha-padha Hargai perbedaannya, karena mereka alami Perbedaan harga, jangan membeda-bedakan sesame manusia 21. Mohon, mangesthi, mangastuti, marem Berdoa untuk bimbingan dan kemampuan untuk menyelaraskan pikiran Anda dengan ucapan dan tindakan Anda; jadi kamu bisa melayani manusia secara efektif dan hidup dengan puas Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan tindakan agar dapat berguna bagi wijen 22. Memayu hayuning pribadi; memayu hayuning kulawarga; memayu hayuning sesama; memayu hayuning bawana Berbuat baik untuk diri sendiri; keluargamu; sesama makhluk hidup, dan seluruh dunia Lakukan baik untuk diri sendiri, Keluarga, sesame manusia, buat hidup dan seluruh dunia. TERIMAKASIH jika ini sangat bermanfaat, tolong di bagikan ya sebanyak-banyaknya Wasalam 08-10-2019 0341 cbsvlog dan anasabila memberi reputasi gila keren bener dah gan garudadidadaku 20-10-2021 1850
25Kata Mutiara Sunan Kalijaga . Sunan kalijaga merupakan salah satu tokoh walisongo yang cukup berpengaruh dalam menyebarkan ajaran agama islam, terutama di pulau jawa. Kata kata mutiara adalah kata kata yang mempunyai makna yang dalam, begitu berpengaruh kepada seseorang. Baiklah, langsung saja berikut kumpulan dari kata kata mutiara dan Ahad, 31 Desember 2017, saya menghadiri mantenan seorang sahabat baik di Gresik. Begitu masuk gerbang kota Gresik, saya baru tahu bahwa makam kanjeng Sunan Giri itu dekat sekali dengan Surabaya. Usai mantenan, tiba2 saya ingin sekali ke sana, mengenang perjuangan dan mendoakan beliau. Saya merasa berhutang budi kepada beliau dan para wali Allah di tanah Jawa sehingga saya bisa mengenal Islam. Kompleks makamnya rimbun sekali, banyak pohon2 berusia tua. Di gerbang kompleks makam, ada dua prasasti besar. Di samping kanan, tertulis wasiat yang dinisbatkan ke beliau dalam tiga bahasa. Dalam bahasa Jawa, yang tertulis dengan Arab-pegon, kira2 latinnya seperti ini Gusti iku dumunung ana atining manungso kang becikMulo iku, diarani Gusti iku baguse ati Sing sopo nyumurupi dzating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dewe Dene kang durung mikani awake dewe, durung mikani dzating PangeranKahanan dunyo ora langgeng, mula ojo ngagungake kesugihan lan derajatiro Awit samongso ono wolak-waliking zaman ora ngisin-ngisiniKahanan kang ono iki ora suwe, mesti ngalami owah gingsir Mulo ojo lali marang sapodo-podo tumiro Kira2 terjemahnya dalam bahasa Indonesia adalah Tuhan itu bersemayam di hati manusia yang baik Karena itu, Tuhan itu 'disebut' juga bagusnya hati Sesiapa yang mengenal dzat Tuhan itu berarti mengenal dirinya sendiri Adapun yang belum memahami dirinya sendiri, belum pula memahami dzat Tuhan Keadaan dunia tidaklah kekal, maka dari itu jangan mengangungkan kekayaan dan derajatmu Jika suatu saat ada bolak-baliknya zaman, tidak menanggung malu Keadaan yang ada ini tidaklah lama, pasti mengalami perubahan Karena itu, janganlah melupakan sesama manusia Di samping kiri gerbang, ada prasasti yang bercerita riwayat singkat hidup beliau. Beberapa poin yang menarik perhatian saya tentang beliau antara lain ini. Kanjeng Sunan Giri lahir 1422 M di Giri Blambangan, wafat 1506 M di Giri Gresik. Nama lain beliau yang populer adalah Raden Paku. Beliau keturunan Rasulullah SAW dan murid kanjeng Sunan Ampel rahimahullah. Selepas belajar di Ampel dan Samudera Pasai, beliau mendirikan pesantren Giri hingga menjadi Giri Kedhaton, Pusat Rujukan Islam di Nusantara. Beliau adalah ulama dan juga seperti khalifah di Nusantara yang wibawa dan pengaruhnya sangat luas, hingga beliau mendapat sebutan Pope of The East Paus dari Timur oleh pengembara Portugis dan Belanda yang singgah di Nusantara. Permainan anak seperti Jelungan, jamuran, lir-ilir, dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung yang bernuansa Jawa namun sarat dengan spiritualisme Islam. Rahimahullah, Kanjeng Sunan Giri... Aamiin Referensi [1] [2] [3] Selainbisa memperindah tampilan HP, kata kata bijak bisa memberikan warna tersendiri buat keseharianmu. Pembahasan kali ini berisi tentang informasi kata kata bijak mulai dari sketsa ataupun kartun. Untuk mempersingkat waktu , berikut ini beberapa 53+ kata kata bijak bahasa jawa wali songo, Paling Populer! yang pastinya keren dan bermakna. – Sunan Giri bergelar Sultan Abd Al-Faqih karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abd Al-Faqih. Nama aslinya Muhammad Ain Al-Yaqin dan termasuk keturunan Imam Al-Muhajir. Dia sempat belajar kepada Sunan Ampel. Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ain Al-Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan kini Banyuwangi pada tahun 1442 M. ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya, seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja Babad Tanah Jawi versi Meinsma. Ayahnya adalah Maulana Ishak saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam Bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri. Giri Kedaton Tumbuh Menjadi Pusat politikPerjalanan Hidup Sunan GiriMasa KecilSunan Giri Berkelana ke Malaka dan PasaiStrategi Dakwah Giri Kedaton Tumbuh Menjadi Pusat politik Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Ia juga pencipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam. Perjalanan Hidup Sunan Giri Berbicara tentang Sunan Giri banyak diliputi legenda. Di satu sisi memang menyulitkan, tetapi di sisi lain sebagai bukti bahwa beliau memang dihormati dan dipandang dengan khidmat oleh khalayak ramai, bahkan cenderung berlebihan. Namun demikian, dari legenda tersebut dapat diperoleh petunjuk tentang alur sejarahnya. Nama asli Sunan Giri adalah Raden Paku. Nama ini diberikan oleh Raden Rahmat Sunan Ampel sesuai dengan pesan ayahnya sendiri sebelum meninggalkan Jawa Timur. Selain itu, beliau memiliki panggilan lain, yaitu Ainul Yaqin, Abdul Faqih, Prabu Satmata, dan Joko Samudera. Nama ini merupakan pemberian ibu angkatnya, ketika beliau masih kecil. Sedangkan sebutan Prabu Satmata adalah suatu gelar kebesaran sebagai anugerah Tuhan ketika beliau menjabat sebagai raja di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur. Masa Kecil Raden Paku lahir di Blambangan sekarang Banyuwangi, 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudera, sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya, seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Menurut babad tanah Jawi versi Meinsma, Raden Paku kemudian dipungut oleh Nyai Semboja. Ayah beliau bernama Maulana Ishak, saudara kandung Sunan Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil mengislamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh sebab itu, beliau meninggalkan keluarga isterinya dan berkelana hingga ke Samudera Pasai. Raden Paku kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat di mana Raden Patah juga belajar. Selama berguru di Ampeldenta Joko Samudro berteman akrab dengan Makdum Ibrahim tak lain adalah putra dari Sunan Ampel yang nantinya bergelar Sunan Bonang. Joko Samudro saat di Ampeldenta diberi nama oleh Sunan Ampel atas permintaan dari Maulana Ishak yakni Raden Paku. Sunan Ampel sendiri memberi julukan kepada Joko Samudra dengan nama M. Ainul Yaqin karena kejujuran serta ketaatannya dengan sang Guru yakni Sunan Ampel sendiri. Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi, Raden Paku dan Raden Makdum Ibrahim akan pergi ke Mekkah untuk naik haji sekaligus menuntut ilmu. Setelah sampai di Malaka dan singgah disana mereka bertemu dengan Maulana Ishak yang merupakan ayah kandung Raden Paku. Mereka kemudian diberi ilmu keislaman termasuk ilmu tasawuf. Menurut cacatan pada silsilah Bupati Gresik pertama yakni Kyai Tumenggung Poesponegoro, bahwa disana disebutkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah guru Tarekat Sayathariyah. Maka bisa dikatakan aliran tasawuf dari Sunan Giri adalah aliran Tasawuf Tarekat Sayathariyah. Sunan Giri Berkelana ke Malaka dan Pasai Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, beliau membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, selatan Gresik, Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Oleh sebab itu, beliau dijuluki Sunan Giri. Pesantrennya tidak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, tapi juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Kono, raja Majapahit, karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan, memberi keleluluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantrennya pun ikut berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Dalam perkembangannya, Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik terpenting di Jawa waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Raden Paku malah bertindak sebagai penasehat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti pemimpin tertinggi keagamaan di tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada abad 18. Sementara para santri pesantren tersebut juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau di Nusantara, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Strategi Dakwah Baca Juga Sunan Kalijaga, Biografi Singkat Dakwah Sunan Giri banyak melalui berbagai macam metode, mulai dari pendidikan, budaya, serta politik. Dalam bidang pendidikan, Sunan Giri tidak hanya didatangi oleh para santrinya dari berbagai daerah, melainkan juga Sunan Giri tidak segan-segan untuk mendatangi masyarakat dan menyampaikan ajaran Islam dengan empat mata. Setelah keadaan memungkinkan, masyarakat dikumpulkan dengan acara-acara selametan, upacara, dan lainnya, yang kemudian ajaran agama Islam disisipkan lambat laun masyarakat mulai melunak dan mengikuti ajaran Islam. Dalam bidang budaya, Sunan Giri mengembangkan dakwah Islam juga dengan mamanfaatkan seni pertunjukan yang menarik minat masyarakat. Ia juga dikenal pencipta tembang Asmaradhana dan Pucung, kemudian Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan permainan anak-anak Cublak-cublak Suweng. Beliau wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di atas bukit di daerah Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur.Berdasarkansejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali yang populer akan cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat. Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir. Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.
ReadKelas 04 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti siswa by GALLERY AZZAM on Issuu and browse thousands of other publications on our platform
- Kecamatan Kebomas merupakan wilayah penting di Kabupaten Gresik. Lokasinya yang strategis menjadi salah satu pusat perekonomian di Kota Pudak. Bahkan, Kecamatan Kebomas menjadi kawasan pemerintahan lantaran banyak berdiri kantor serta pelayanan publik. Namun, kata Kebomas sendiri memiliki cerita yang menarik bagi masyarakat Gresik. Dilihat dari struktur kata, Kebomas memiliki arti kerbau berwarna emas. Masyarakat zaman dulu menyebutnya sebagai kebo bule. ’’Cerita tersebut berkaitan dengan karamah yang dimiliki Sunan Giri,’’ ujar Kepala Disparekrafbudpora Gresik Saifudin Ghozali. Nah, pada zaman kerajaan dulu, Sunan Giri berkeinginan untuk menyebarkan Islam dengan menaklukkan Kerajaan Majapahit. Namun, Raden Brawijaya selaku raja Majapahit menantang Sunan Giri dengan mendatanginya. Baca Juga Berebut Warisan, Aniaya Paman dengan Menuduhnya Maling, Tiga Bersaudara Dipidana 8 Bulan Penjara ’’Tujuannya, melihat seberapa pantas Kerajaan Giri Kedaton yang dipimpin Sunan Giri bisa menaklukkan kerajaan besar seperti Kerajaan Majapahit,’’ jelas Ghozali. Saat Raden Brawijaya datang, dia diperlihatkan dengan kekayaan Kerajaan Giri Kedaton secara kasatmata. Tepatnya saat melihat sekitar danau yang terdapat puluhan kerbau. Berkat kesaktian Sunan Giri, kerbau-kerbau itu terlihat layaknya kerbau berbalut emas. ’’Raden Brawijaya pun takjub dan mengakui kebesaran Kerajaan Giri Kedaton,’’ bebernya. Sejak saat itu, kawasan tersebut dikenal sebagai daerah Kebomas. Bahkan, saking hebatnya kisah tersebut, simbol kerbau berwarna emas dijadikan lambang khusus bagi pemerintahan dan instansi di Kabupaten Gresik. Baca Juga Salam Jien Sho Berujung Pengeroyokan di Jalan Tunjungan Surabaya ’’Salah satunya, logo milik BUMN produsen pupuk. Yakni, PT Petrokimia Gresik,’’ terang mantan kepala dinas kesehatan itu. Lambang tersebut merupakan bentuk penghargaan perusahaan kepada wilayah domisili, yakni Kecamatan Kebomas, yang juga merupakan simbol sahabat bagi para petani. ’’Memiliki sifat loyalitas, tidak buas, pemberani, dan giat bekerja,’’ ujar Ghozali. yog/c12/diqBacaJuga: DAHSYATNYA Karomah Sunan Giri Mampu Hentikan Laju Kapal Laut Saat Dibuang ke Laut. Kumpulan Kata-Kata Bijak Buku Shut Up, Move On (SUMO) Panduan Terus Terang untuk Sukses dalam Hidup 24 Juli 2022, 09:35 WIB. 3 Tips Langsing Alami Ala Natasha Wilona, Poin 2 Yang Paling Susah!
Pernah mendengar tentang Sunan Giri ? Sunan Giri merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan islam di tanah Nusantara dengan cara-cara damai, santun, toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan adat-adat lokal penduduk Nusantara sehingga ajaran Islam diterima baik oleh masyarakat. Masih bingung, tentang cerita Sunan Giri. Simak penjelasan berikut ini tentang Biografi Sunan Giri, Peran Sunan Giri dalam Mengembangkan Islam di Indonesia dan Sikap Positif dalam Pribadi Sunan Giri. Sunan Giri, nama aslinya Raden Paku, lahir 1442 M, ayahnya bernama Syaikh Maulana Ishak putra Syaikh Jumadil Kubro. Silsilahnya tersambung dengan Rasulullah Saw melalui jalur Husein putra Sayidah Fatimah ra. Sedangkan ibunya, Dewi Sekardadu anak Raja Blambangan, Bhre Wirahbumi putra Maharaja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit 1350-1389 M . Masa kecilnya diasuh oleh seorang saudagar kaya raya di Gresik, Nyi Ageng Pinatih. Pengasuhan Nyi Ageng Pinatih berawal dari seorang awak kapal yang menemukan peti tersangkut di kapal milik Nyi Ageng Pinatih yang sedang berlayar ke Bali. Bayi tersebut diserahkan kepada pemilik kapal, Nyi Ageng Pinatih. Kemudian bayi mungil diberikan nama Jaka Samudra dan dijadikan anak angkat. Sewaktu Jaka Samudra masih dalam kandungan ibunya, Syaikh Maulana Ishak diusir oleh mertuanya, Bhre Wirahbumi lantaran ia tidak mau menerima ajakan Syekh Maulana Ishak untuk masuk agama Islam. Setelah Syekh Maulana Ishak pulang ke Pasai, Aceh, Dewi Sekardadu mengalami sakit hingga wafat setelah melahirkan putranya. Selang beberapa hari, terjadilah wabah penyakit di Gresik, Bhre Wirahbumi memerintahkan agar sang bayi cucunya sendiri di buang ke laut karena dianggap mendatangkan bencana dan akhirnya ditemukan oleh Nyi Ageng Pinatih. Ketika berusia 7 tahun, Jaka Samudra dititipkan ke Pesantren Ampel Denta. Nama Jaka Samudra diganti menjadi Raden Paku oleh Sunan Ampel. Ia belajar berbagai disiplin ilmu agama, al-Qur’an, Hadits, Fikih dan Tasawuf dengan pemahaman ahlussunnah wal jamaah di bawah asuhan Sunan Ampel. Karena kecerdasannya menyerap ilmu yang disampaikan Raden Paku diberikan gelar Maulana Ainul Yaqin. Setelah beberapa tahun mengenyam pendidikan di Pesantren, Raden Paku berangkat ke Tanah Suci bersama Raden Mahdum Ibrahim putra Sunan Ampel. Saat melewati Aceh, mereka berdua menemui Syaikh Maulana Ishak, kemudian disarankan untuk memperdalam ilmu agama terlebih dahulu. Setelah beberapa tahun belajar mereka berdua disarankan kembali ke Jawa untuk mengabdi ke masyarakat. Kepulangannya ke Gresik bersama dua orang abdi, Syaikh Koja dan Syaik Grigis, sambil membawa pesan Syaikh Maulana Ishak agar kelak Raden Paku mencari lokasi yang jenis tanahnya sama dengan tanah yang diberikan sang Ayah. Ia menikah dengan Mas Murtosiyah, putri Sunan Ampel, sehingga hubungannya dengan sang guru tidak sebatas santri dan kiai, melainkan hubungan mantu-mertua. Sebelum membangun pesantren, Sunan Giri melakukan usaha-usaha dagang milik ibu angkatnya Nyi geng Pinatih. Ekspedisi perdagangan ia lakukan tidak hanya di wilayah Jawa, melainkan ke daerah-daerah lain, seperti Makasar. Ia melansungkan dakwah Islam sambil berdagang sampai akhirnya memutuskan untuk mendirikan pesantren. Pendirian pesantren Giri Kedhaton bermula dari munajatnya selama 40 hari hingga teringat pesan ayahnya ketika bertemu di Pasai, Aceh. Akhirnya menemukan jenis tanah yang sama di sebuah perbukitan pada tahun 1480 M. yang diberikan nama Giri, dalam bahasa Sangsekerta berarti gunung. Seiring perkembangan Islam, Giri Kedathon tumbuh sebagai kota, dan pusat pemerintahan sekaligus pusat penyebaran Islam. Makam Sunan Giri terletak di sebuah bukit di Dusun Kedhaton, Desa Giri Gajah, Kabupaten Gresik. Di pintu gapura tertulis tahun 1505 M, tahun pembangunan gapura makam. Perjuangan Sunan Giri dalam dakwahnya dilanjutkan oleh Pangeran Zainal Abidin atau Sunan Dalem, bergelar Sunan Giri II, dan puncak kejayaan Giri saat Sunan Prapen, cucu Sunan Giri naik tahta dakwah Islam dilanjutkan ke berbagai daerah Kutai, Goa, Sumbawa, Bima, Lombok, bahkan ke Maluku. Sunan Prapen, cucu Sunan Giri, melanjutkan perjuangan kakeknya menyebarkan Islam ke wilayah Lombok abad ke-16. Dalam Babad Lombok disebutkan bahwa Sunan Prapen putra Sunan Ratu Giri ketika datang ke Lombok dalam rangka penyebaran agama Islam pertama kali mendarat di Salut lalu melanjutkan perjalanan ke Labuan Lombok. Sunan Giri wafat pada awal abad XVI, dimakamkan di sebuah bukit di Dusun Kedhaton, Desa Giri Gajah, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Peran Sunan Giri dalam Mengembangkan Islam di Indonesia Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Giri punya peran penting dalam pengembangan syiar Islam, yaitu Berperan Sebagai Pemimpin Agama dan Penguasa Wilayah Giri Keberadaan Bangsal Sri Manganti, Puri Kedhaton di Situs Giri Kedhaton, menjadi bukti sejarah bahwa Raden Paku bukan hanya ulama penyebar Islam, melainkan juga penguasa politik di wilayahnya. Gelar Prabu Satmata atau Sunan Giri, juga disematkan ke Raden Paku. Dalam bahasa Jawa Kuno Sunan Giri berarti Raja Giri. Usaha dakwah yang dilakukan lebih meluas dan leluasa karena memegang kedudukan sebuah pemimpin. Sebagai bagian dari Dewan wali Songo, Sunan Giri bertugas membuat tatanan pemerintahan di Jawa, mengatur kalender perhitungan siklus perubahan hari, bulan, tahun, windu, menyesuaikan siklus pawukon serta merintis pembukaan jalan. Mengambil Alih Fungsi Dukuh Menjadi Pesantren Salah satu proses Islamisasi melalui pendidikan yang diperankan Sunan Giri adalah usaha mengambil alih lembaga pendidikan Syiwa Budha yang disebut mandala, asrama, atau dukuh menjadi pesantren. Pada masa Majapahit dukuh dijadikan sebagai tempat pertapaan untuk mendidik calon pendeta, lalu oleh para Wali Songo dukuh diformat menjadi “pesantren” dan peserta didik yang belajar disebut santri. Kata santri berasal dari kata sashtri yang berarti orang suci yang mempelajari kitab suci. Dalam perjalanannya, Pesantren mengajarkan berbagai macam pengetahuan, agama, kebudayaan, seni, ekonomi, politik, dan sebagainya. Kemasyhuran dan pengembaraan Raden Paku, saat muda dalam menjalankan usaha dagang milik Nyi Ageng sambil menyebarkan Islam ke berbagai daerah menjadikan Sunan Giri dikenal luas hingga santrinya tidak hanya berdatangan dari pulau Jawa, bahkan dari Makasar, Lombok, Sumbawa, Flores, Ternate, Tidore, dan Hitu. Persebaran santri dari berbagai penjuru daerah menunjukkan kemajuan dan perkembangan pesantren diminati masyarakat masa itu. Mengembangkan sistem pendidikan terbuka bagi masyarakat umum Dalam dakwahnya, Sunan Giri tidak hanya mengembangkan sistem pesantren yang diikuti santri-santrinya di berbagai daerah, melainkan mengembangkan pendidikan masyarakat secara terbuka dengan menciptakan berbagai jenis permainan anak, yaitu Jelungan, Jamuran, Gendi-gerit, dan tembang permainan anak, yaitu Padhang Wulan, Jor, Gula-Ganti, Cublak-Cublek Suweng. Kedatangannya di tengah masyarakat dengan cara-cara unik memanfatkan seni lokal menarik sempati dari berbagai tingkat usia menjadikan Islam semakin meluas. Memanfaatkan Seni Pertunjukan sebagai Media Dakwah Pada masa Majapahit, pertunjukan di masyarakat berhubungan dengan ritual-ritual keagamaan Hindu Budha yang berkaitan dengan tempat-tempat sakral, pilihan hari dan waktu, pemain terpilih, sesaji, dan busana khusus. Seni wayang diperkirakan sudah ada di Nusanatara sejak tahun 930 M. Asli kebudayaan Jawa. Pertunjukan wayang merupakan pertunjukan ritual yang berasal dari cerita Ramayana dan Mahabrata. Pegelarannya dikaitkan dengan upacara spritual agar terhindar bencana-bencana bersifat gaib. Karena itu dalang diposisikan sebagai orang suci atau pendeta. Melihat potensi dakwah dalam pertunjukan ini, Sunan Giri dan wali songo lainnya melakukan ambil alih seni pertunjukan dan mengembangkannya, dengan menyesuaikan dan menyelaraskan isi cerita dengan ajaran tauhid dalam Islam. Seperti menggelar pertunjukan wayang krucil dengan pedoman cerita Menak, yang mengisahkan kepahlawanan Hamzah, paman Nabi Muhammad Saw. Pegelarannya pun disertai tata cara dan sopan santun yang baik jauh dari maksiat. Sikap Positif dalam Pribadi Sunan Giri Dalam usaha menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia, Sunan Giri patut menjadi teladan dalam sikap positif yang ditunjukkan, yaitu Santri cerdas, tekun, dan ulet dalam menuntut ilmu Sejak anak-anak hingga tumbuh dewasa Raden Paku mengenyam pendidikan pesantren di Ampel Denta dan berguru kepada Syaikh Maulana Ishak, ayahnya saat singgah di Malaka, Aceh. Kecerdasannya diakui Sunan Ampel sehingga diberikan gelar Raden Ainul Yaqin. Toleran dan bijak dalam berdakwah Dalam melaksanakan dakwahnya, Sunan Giri terkadang mendatangi masyarakat ke rumahnya dan berbicara empat mata untuk menyampaikan ajaran Islam, kemudian mengumpulkan mereka dalam acara-acara yang menjadi tradisi masyarakat seperti selamatan, lalu Sunan Giri memasukkan ajaran Islam sehingga lambat laun ajaran Islam diterima dengan baik tanpa paksaan. Pemimpin yang mengayomi rakyat Dalam batu nisan Sunan Giri tertulis empat pedoman hidup yang dijalani sebagai pemimpin Berilah makan pada mereka yang lapar. Berilah pakian pada mereka yang tidak menutup aurat. Berilah payung pada mereka yang kehujanan, dan d Berilah tongkat pada mereka yang buta. Perinsip hidup diterapkan ketika menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin wilayah Giri. Ia sosok yang mampu mendamaikan dunia keilmuan, politik dan spritual guna membangun peradaban dunia. Seniman kreatif Kemampuan Sunan Giri menuangkan ide-ide kreatif dalam menyebarkan Islam melalui pendidikan dan seni budaya, telah menjadikannya seniman yang memanfaatkan seni untuk agama, kreasinya membuat permainan anak, membuat tembang yang berisi pesan-pesan moral, dan menambahkan lakon-lakon dalam seni wayang yang mengandung nafas keislaman. patut menjadi teladan yang patut dicontoh. Perinsip dakwah yang disampaikan para Wali Songo seiring dengan ajaran agama yang menjunjung nilai-nilai akhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. Sumber Buku Guru & Buku Siswa SKI Kelas VI MI
Pembahasantentang Isa Al-Masih AS mendapat perhatian luas, karena ia menyangkut dua agama yang besar penganutny a di seluruh dunia, yaitu agama Islam dan Kristen. Ada beberapa perbedaan pokok pandangan diantara kedua agama ini menyangkut keberadaan Isa Al-Masih AS. bagi agama Islam, secara tegas bahwa sumber keyakinan mengenai Nabi Isa AS adalah Al-Qur an Al-Karim dan bagi agama Kristen KataKata Bijak Wasiat Sunan Kalijaga "Yen wis tibo titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon ilang wirange, mangka enggal - enggala tapa lelana njlajah desa milang kori patang sasi aja ngasik balik yen durung oleh pituduh saka Gusti Allah" ARTINYA : .