Merasa diri sendiri sudah lebih baik ketimbang orang lain jelas bukan berarti memang begitulah kebenarannya. Sangat mungkin kita cuma terlalu percaya diri. Atau, menggunakan ukuran-ukuran yang amat subjektif sehingga hanya memenangkan diri pun itu, selalu merasa lebih baik daripada orang lain itu gak bagus, lho. Coba deh, kita introspeksi sejenak. Jangan sampai kita malah menanggung akibat seperti berikut Sering kali saat melihat orang lain, yang tampak hanya kekurangannya coba kita ingat-ingat kembali. Apa saja yang biasa muncul di pikiran kita saat melihat orang lain? Apakah kita lebih cepat mengenali sisi baiknya atau justru hanya menyorot sisi buruknya?Tentu saja semua orang pada dasarnya punya kekurangan dan kelebihan. Hanya saja, semestinya kita bisa lebih seimbang dalam melihat orang lain. Gak perlu melebih-lebihkan kekurangannya sampai seolah-olah dia gak ada baik-baiknya jadi Malah gak sadar kalau diri sendiri juga banyak celanya kita sudah sibuk menyorot kekurangan orang lain, kita akan lupa bahwa diri sendiri pun gak sempurna. Bahkan gak kalah banyak celanya dari orang lain. Lisan kita mungkin masih menyangkal saat dituduh merasa diri sendiri berdalih punya kekurangan, tetapi gak separah orang lain. Namun kenyataannya, perilaku kita gak menunjukkan kalau kita sepenuhnya menyadari kekurangan diri. Sebab jika sepenuhnya menyadari, kita pasti akan lebih toleran pada kekurangan orang Kalau sadar saja gak, bagaimana akan memperbaikinya? orang punya PR masing-masing. Salah satunya adalah terus memperbaiki diri sesuai dengan kekurangan yang disadari. Lalu bagaimana jika kita bahkan gak merasa punya kekurangan seperti dalam poin 2?Ya sudah, selamanya kita akan menjadi pribadi yang begitu-begitu saja. Bukannya menunjukkan kualitas diri yang makin baik dari waktu ke waktu, malah mungkin terus memburuk. Yang paling mengerikan, penurunan kualitas diri ini juga bisa gak kita sadari. Biasanya, orang lain yang lebih peka soal ini. Mereka mungkin akan langsung menegur perubahan perangai kita. Mungkin juga lambat laun menjauhi kita bila sikap kita makin keterlaluan. Baca Juga 5 Hal dalam Hidup yang Gak Harus Kamu Korbankan demi Orang Lain 4. Gak habis pikir jika justru orang lain yang mendapat pujian kita lebih mudah melihat sisi buruk hampir semua orang, kita jadi merasa gak terima bila mereka yang disanjung. Bukan kita, padahal kita yakin jauh lebih baik daripada kita juga menuduh pemberi pujian sudah gak punya akal sehat. Duh, kalau sampai seperti ini, perlahan-lahan kita justru menciptakan lingkaran kebencian pada siapa pun, kan?Kita lupa aturan main yang amat sederhana dalam hidup ini. Bahwa saat kita menilai orang lain, orang lain juga menilai kita. Kita gak bisa merasa unggul hanya berdasarkan penilaian Jadi jago menghakimi orang kita paham kita gak lebih baik daripada siapa pun, kita akan merasa gak sanggup bila harus menghakimi orang lain. Kita sudah merasa malu bahkan sebelum dipermalukan oleh siapa pun. Itu karena kita sadar betul daftar panjang kekurangan ada kalanya kita perlu menunjukkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut. Namun gak berlebihan, seakan-akan orang yang menganut nilai-nilai yang berbeda pasti manusia, kita memang gak bisa sepenuhnya objektif. Namun kita masih bisa berusaha untuk lebih sadar diri. Ada banyak cara yang bisa satunya, saban kita mulai menyorot kekurangan orang lain, langsung katakan pada diri sendiri, Ah, aku juga gak sempurna kok. Aku ... isi dengan salah satu atau beberapa kekurangan diri.’Simpel banget, kan? Yuk, sering-sering melakukannya ketimbang kualitas diri kita terancam terus merosot cuma gara-gara merasa lebih baik dari semua orang. Baca Juga 10 Dasar Pemikiran Hidup Minimalisme Dari Buku 'Seni Hidup Minimalis' IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sahabat, tidak bisa disangkal, dalam pergaulan dengan sesama manusia kita sering bertemu dengan orang-orang yang levelnya lebih rendah dari diri kita, baik secara keilmuan, pengalaman, harta benda, bahkan juga secara pemahaman agama, akhirnya kita tergoda untuk merasa diri lebih baik dari orang lain. “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain.” HR Muslim no. 2865 Sayangnya, dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk merasa diri lebih baik dari yang lainnya, sekalipun nyata-nyata kita memang tampak lebih superior dibanding sesama. Misalnya… Jelas-jelas sedekah dan wakaf kita jauh lebih besar di antara yang lain, prestasi keilmuan kita jauh lebih tinggi, jam terbang profesional kita jauh lebih banyak, secara fisik kita jauh lebih kuat atau rupawan, tetap saja Allah dan RasulNya menganjurkan kita untuk rendah hati dan tidak merasa diri lebih baik dari siapapun. Ada beberapa alasan mengenai hal ini, di antaranya 1. Pernyataan “Aku lebih baik dari dia!” menyerupai pengakuan Iblis yang membuatnya terhina karena kesombongan Bukankah dahulunya Iblis merupakan salah satu makhluk Allah yang ahli ibadah? Akan tetapi disebabkan keengganannya mengakui Adam sebagai makhluk yang lebih sempurna darinya, Iblis pun melanggar perintah Allah. “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “AKU LEBIH BAIK DARIPADA DIA Adam Engkau menciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” QS. Al-A’raf 12 Jelas bahwa merasa lebih baik dari yang lain merupakan salah satu sifat Iblis yang tak pantas untuk ditiru. Baca juga Jangan Menodai Hati 2. Kita tidak tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah Bisa saja kita merasa diri lebih baik menurut perhitungan kita sendiri, namun ketahuilah bisa jadi di hadapan Allah perhitungan tersebut tidak berlaku. “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.” HR. Muslim Siapa yang mengetahui isi hati dan nilai perbuatan selain Allah? Maka, berhati-hatilah terjebak perasaan lebih baik, lebih shaleh, lebih taqwa, lebih dermawan, karena kita tak benar-benar tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah. 3. Merasa lebih baik adalah benih ujub, akar kesombongan Perasaan bahwa diri kita lebih baik dibandingkan yang lain merupakan benih sifat ujub alias bangga diri yang merupakan akar dari kesombongan. Allah telah menegur hamba-hambaNya yang menyatakan diri suci diakibatkan amal ibadah yang mereka lakukan, bahwa sesungguhnya perasaan tersebut tidak diperkenankan. “Janganlah menyatakan diri kalian suci! Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” HR. Muslim no. 2142 4. Merasa diri lebih baik berpotensi melalaikan kita dari dosa-dosa dan aib diri sendiri Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dengan orang lain dan kemudian merasa aman’ karena menganggap amalan kitalah yang lebih banyak atau dosa kita lebih sedikit. “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf. 5. Sifat merasa diri lebih baik dan jauh dari tawadhu’ akan membawa akibat buruk kelak di hari kiamat Qatadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhu’, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat.” Sahabat, sangat mungkin Allah lebih mencintai orang yang amalannya tidak banyak namun ia merasa dirinya hina, dibandingkan seseorang dengan amalan melimpah namun ia merasa dirinya suci. Mudah-mudahan kita tak menyepelekan perasaan diri sendiri lebih baik’ dari hamba Allah yang lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini. Wallaahualam. SH Baca juga Makna Hijrah “Hati Beriman Jejak kan Cerah”
OrangKristen yang gemar mengecam orang lain biasanya berpikir bahwa dia memahami Alkitab lebih baik dari pada orang lain, bisa mengerti dengan lebih jelas dari pada orang lain, dan karena itu mereka merasa layak untuk membimbing orang lain. Di dalam Yak 4:11-12, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang Beberapa orang yang memiliki sifat superior memang menyebalkan. Bahkan, mereka merasa mereka yang paling tinggi derajatnya, paling berilmu, paling benar, dan paling-paling gak heran banyak perundungan akhir-akhir ini terjadi. Tidak hanya di sekolah, namun di lingkungan sekitar rumah juga. Tapi sebenarnya, kenapa ya orang bisa merasa lebih superior terhadap orang lain? Baca Juga 5 Pesan Untukmu yang Terlalu Mengandalkan Privilege, Jangan Sombong! 1. Merasa lebih berkuasa ilustrasi sekelompok orang membully ZhangOrang merasa aman dan terlindungi karena ada orang lain yang melindunginya, sehingga ia merasa berkuasa. Namun, karena satu dan lain hal orang yang memiliki sifat superior ini menyalahgunakan keadaan yang ia dapatkan. Ia akan melakukan apa pun seenaknya meskipun itu tidak jarang orang yang seperti ini biasanya suka menindas orang lain. Gak heran juga banyak sekali perundungan dan kekerasan yang terjadi pada orang lain yang memiliki kedudukan lebih rendah di matanya. Jahat banget!2. Insecure melihat orang lain yang lebih baik darinyailustrasi orang dengan paper bag di kelapa payamPerasaan insecure ini memang bisa membuat orang yang memilikinya merasa superior. Meskipun agak kontras, tapi ini fakta. Hal ini dikarenakan karena mereka berusaha untuk kelihatan lebih unggul daripada orang lain agar terbebas dari perasaan rendah perasaan insecure akan mengakibatkan kita lebih merasa inferior dan tidak berani untuk melangkah ke depan. Tapi ada beberapa orang yang insecure ini menjadi lebih superior hanya karena tidak ingin dirinya dilihat sebagai orang lebih rendah dan tidak berharga di mata orang lain. Biasanya, orang dengan tipe seperti ini suka membandingkan hidup dengan orang lain sehingga membuat dirinya tidak merasa Punya self-esteem yang terlalu rendah dan terlalu tinggiilustrasi wanita menutupi wajahnya Allmark Self-esteem yang terlalu rendah maupun tinggi memiliki efek yang negatif. Padahal, dengan porsi yang pas dan sehat bisa membuat kita lebih percaya diri dan secure terhadap diri yang terlalu rendah membuat kita memandang diri kita buruk. Dan agar tidak dipandang rendah oleh orang lain, secara tidak sadar kita berusaha untuk menjelaskan diri kita ke orang lain secara berlebihan. Sayangnya, itu dipandang seperti bualan saja. Sebaliknya, apabila kita memiliki self-esteem terlalu tinggi, akan mengakibatkan kita menjadi lebih malas dan menyepelekan orang lain yang memiliki kemampuan lebih rendah dari kita. Biasanya, kita juga memandang rendah orang lain yang tidak selevel dengan kita. Baca Juga 5 Hal yang Membuatmu Dikira Sombong di Tempat Kerja, Hindari! 4. Punya sifat narsistikilustrasi pria yang sedang senang SammySifat superior biasanya merupakan salah satu indikasi seseorang memiliki sifat narsistik. Bisa jadi juga itu mengacu pada mental disorder, yaitu narcissistic personality disorder NPD. Orang dengan sifat ini akan terlihat percaya diri pada awalnya, namun di saat yang sama ia juga tidak terima kalau ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya. Selain itu, ia juga percaya bahwa ia adalah orang yang unik dan berbeda dengan orang juga akan merasa lebih worthy kalau menerima pujian dari orang lain. Mereka juga hidup dari validasi orang lain, sehingga kalau dirinya tahu ada orang lain yang lebih baik, ia tidak akan terima. Terkadang, ia juga berusaha untuk menjatuhkan orang tersebut agar tidak Berusaha menutupi kekurangannyailustrasi pria menutupi wajahnya TareqPernah gak kalian bertemu dengan orang yang membual tentang dirinya sendiri? Agar bisa diakui, ia berusaha meyakinkan orang lain. Padahal, tidak ada orang yang sempurna di dunia ini dan kita juga tidak perlu repot-repot untuk berusaha menjelaskan siapa dan bagaimana diri kita di depan orang lain. Orang yang seperti itu tidak yakin dengan dirinya sendiri sehingga ia berusaha untuk menjelaskan keunggulan dirinya tanpa diminta. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena merasa inferior dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri. Don't tell, just show yourself itu adalah alasan beberapa orang merasa dirinya lebih superior terhadap orang lain. Kalau kalian menemui orang yang seperti ini, apa yang akan kalian lakukan? Baca Juga 5 Kalimat Tamparan untukmu yang Merasa Superior, Jangan Sombong! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Orangyang tertawa sambil mengakui dosa dan kekurangan dirinya itu lebih baik daripada orang yang menangis sambil merasa diri sebagai orang shalih. Para pendosa yang menangisi dosanya lebih dicintai Allah daripada tukang dzikir yang membanggakan dirinya. Karena boleh jadi, Allah akan memberikan obat atas penyakit dosanya. Assalamualaikum. Baik kah saya walaupun selalu solat 5 waktu serta tepat pada waktunya?? Baik kah saya walaupun telah berhaji & umrah beberapa kali?? Baik kah saya walaupun telah bersedekah setiap hari?? Baik kah saya walaupun hari-hari kita memberi nasihat dan teguran kpd orang lain yang berbuat salah?? Baik kah saya walaupun sudah pakai jubah, berjanggut dan menutup aurat dengan sempurna?? Baik kah saya walaupun setiap malam solat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir?? Baik kah saya walaupun tiap hari ke masjid atau surau utk solat & menambah ilmu?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan dakwah?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita menolong orang lain?? "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci orang baik kerana Allah lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa" Surah An-Najm, ayat 32 Aisyah ra ditanya orang "Siapakah orang yang buruk?" Jawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?" Maka dijawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya buruk" OLEH ITU JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN!! Kerana kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah saat hati kita IKHLAS melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt. Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Selalu letakkan diri kita dalam keadaan Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku kerana hati manusia masing-masing hanya diketahui Allah. Akulah yang paling buruk dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencuba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik. Wujudkan KEIKHLASAN hindari IRI & DENGKI!! Selalu mengharapkan REDHA ALLAH. Latih diri agar selalu TAWADUK dan jauhkan dari penyakit UJUB & TAKABBUR. Selalu perbaiki diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang. Hanya Allah yang akan sentiasa memberi kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARAN. Sumber WhatsApp. JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN! Reviewed by Ana Suhana on April 28, 2017 Rating 5 TulisanBaik 1. Kata Bijak Dewi Kwan Im 28 July 2022. Kartun Barbie Muslimah Cantik 28 July 2022; Kata Bijak Guru Sekumpul 28 July 2022; Orang Yang Tulus Mencintai Ilustrasi Tidak bisa disangkal, dalam pergaulan dengan sesama manusia kita sering bertemu dengan orang-orang yang levelnya lebih rendah dari diri kita, baik secara keilmuan, pengalaman, harta benda, bahkan juga secara pemahaman agama, akhirnya kita tergoda untuk merasa diri lebih baik dari yang lain. Dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk merasa diri lebih baik dari yang lainnya bahkan diangkap sikap tercela, sekalipun nyata-nyata kita memang tampak lebih superior dibanding sesama. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ “Tiga perkara yang membinasakan rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” HR. At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata “Berbangga Diri, sampai-sampai dikhayalkan, “bahwa engkau lebih baik dari pada saudaramu”. Padahal bisa jadi engkau tidak mampu mengamalkan sebuah amalan yang mana dia mampu melakukannya. Padahal bisa jadi dia lebih berhati-hati dari perkara-perkara haram dibandingkan engkau, dan dia lebih suci amalannya dibandingkan engkau.” Hilyatu al-Auliya’ juz 6, 391 Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri, maka pikirkanlah aib dirinya sendiri. Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketahuilah sesungguhnya musibah dirinya tersebut akan menimpa dirinya selamanya. Sesungguhnya ia adalah orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar kecacatannya.” Al-Akhlaq wa as-Siyar fii Mudawah an-Nufus, dinukil dari Ma’alim fii Thoriq Thalab al-Ilmi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ “Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya yaitu ujub ! ujub !” HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid dalam At-taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no 5303. Bila kita merasa telah menjadi orang yang baik saja dianggap ujub, sebagaimana ditanyakan kepada Aisyah radliyallahu anha siapakah orang yang terkena ujub, beliau menjawab “Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik” Syarah Jami As Shaghir. Bagaimana bila disertai dengan menganggap remeh dan merendahkan orang lain? Merasa diri paling benar, paling suci, paling aman dari dosa, paling beriman atau bahkan paling berhak masuk surga adalah beberapa bentuk sikap sombong dalam Islam dan merupakan perbuatan yang sangat dicela oleh Allah Ta’ala. Karena itu, sebagai seorang muslim sangat dianjurkan untuk lebih mengenal dirinya sendiri introspeksi diri guna menghindarkan kita dari berbagai penyakit hati sombong, riya, ujub, takabur, dan lain sebagainya. Wallahu a’lam Abu MiqdamKomunitas Akhlaq MuliaAllamahSyeikh Muhammad Ramadhan al-Buthi Mufti Mazhab Syafi'i mengingatkan kita semua agar isilah hati dengan kecintaan penuh kepada Allah Swt dan jangan pe
Pernahkah kamu menjumpai orang yang selalu merasa paling hebat dan tidak mau menerima pendapat orang lain? Atau jangan-jangan, kamu sendiri yang punya perilaku seperti itu? Hati-hati, bisa jadi kamu termasuk dalam orang yang narsis. Narsis adalah istilah untuk menggambarkan perilaku seseorang yang punya rasa percaya diri tinggi. Perilaku ini sebenarnya bukan hal yang buruk apabila dibarengi dengan self-esteem yang baik, memiliki empati, dan bisa belajar dari kesalahan. Akan tetapi, kalau narsis menjadi sebuah kebiasaan dan dilakukan secara berlebihan hingga merugikan orang lain, mungkin saja perilaku ini sudah termasuk dalam tanda gangguan kepribadian narsistik. Mengenal Karakteristik Narsistik Orang dengan gangguan kepribadian narsistik punya rasa percaya diri yang berlebihan, tetapi enggan berempati terhadap sesama. Mereka juga merasa dirinya sangat hebat dalam segala hal. Nggak cuma sampai di situ, ada lagi beberapa ciri-ciri penderita gangguan kepribadian narsistik yang bisa dikenali, yaitu Arogan dan ingin dikagumi secara terus-menerus Iri pada orang lain dan yakin bahwa orang lain iri pada dirinya Ingin dikenal sebagai sosok yang superior, meskipun tidak memiliki prestasi atau pencapaian yang mendukung Sering melebih-lebihkan pencapaian Adanya harapan orang lain patuh dan ingin dilayani Sibuk dengan fantasi tentang kekuasaan, kesuksesan, kecantikan, kecerdasan, atau pasangan yang sempurna Manipulatif demi keuntungan pribadi Tidak menerima kritik dan sering lari dari tanggung jawab Selalu berusaha unggul di tiap situasi Punya cita-cita yang tidak realistis Suasana hati cepat berubah Gangguan kepribadian narsistik bisa terbentuk karena pola asuh dari orang tua ke anak. Salah satunya adalah kebiasaan orang tua yang suka memanjakan, memuji yang berlebihan, dan membuat anak selalu merasa lebih hebat dibandingkan dengan teman atau saudara-saudaranya. Selain itu, anak yang hidup dan tinggal di lingkungan di mana ia sering dibangga-banggakan secara berlebihan, memiliki riwayat orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik, atau adanya masalah pada sistem saraf juga dapat memicu perilaku ini. Cara Menangani Narsistik dengan Tepat Dilihat dari karakteristiknya saja, narsistik bukan suatu perilaku yang baik untuk dipelihara, ya? Selain bisa dijauhi oleh orang-orang terdekat, sebagian penderita gangguan kepribadian narsistik sering kecanduan alkohol atau terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, lho. Dampak dari keinginan untuk terus-menerus diperhatikan dan mendapat pengakuan bisa membuat seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik lebih rentan mengalami penyakit mental tertentu, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Sedangkan kecanduan alkohol dan penyalahgunaan napza dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung, penyakit liver, ada gangguan metabolik lain. Biasanya sih, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga enggan meminta bantuan orang lain atau berkonsultasi ke dokter. Oleh karenanya, jika orang terdekatmu ada yang terlihat terlalu narsis dan haus akan perhatian hingga menghalalkan segala cara supaya diakui, ajaklah ia ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan. Tidak ada obat yang efektif untuk mengatasi narsis yang berlebihan. Psikoterapi adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk memahami penyebab kenapa seseorang memiliki kepercayaan diri yang berlebihan, sulit memercayai orang lain, dan kebiasaan memandang rendah orang lain. Selain itu, psikoterapi juga akan membantu mengajari penderita cara untuk mengelola stres. Jika diperlukan, dokter bisa meresepkan antidepresan dan anticemas bila narsis yang dialami sudah menyebabkan munculnya gangguan kecemasan. .